
1. Kenapa lo memilih nama Tahlilan untuk band ini? Bukannya itu identik dengan ritual keagamaan?
Sebetulnya nama itu pemberian dari salah satu member band pendahulu di tempat kami dan kami setuju memilihnya lantaran agar lebih mudah diingat. Ya memang betul, tapi sedikit pun kami tidak ada maksud menistai agama sebagaimana persepsi orang lain yang menjudge kami seperti itu. Bahkan konsep pocong pun buah dari nama itu karena kami berpikir apa yang cocok dengan nama Tahlilan itu sendiri, bukan atas dasar plagiat terhadap band-band lain itu mutlak semata-mata sebagai karakteristik serta ciri khasnya dari Tahlilan.
2. Lo dikenal tampil dengan kostum pocong di atas panggung. Apa makna sebenarnya di balik itu? Gimmick atau gimana?
Saya memakai konsep dan kostum pocong itu bukan sekedar gimmick melainkan suatu cerminan kematian serta upaya kami dalam mengingatkan bahwa kita semua akan mati.
3. Bisa certain kapan pertama kali lo tampil sebagai pocong? Reaksi penontonnya gimana?
3. Tahun 2010 pada salah satu event di Purwokerto dan sampai sekarang kain kafan itu belum pernah dicuci menjadikan benda sakral bagi saya pribadi karena syarat akan kenangan dan jadi saksi bisu perjalanan Tahlilan hingga saat ini, reaksi audience sangat antusias pada saat itu dan setelah acara tsb saya dikontek oleh seseorang yang mengaku salah satu dari panitia dan menganggap saya punya mantra khusus untuk memanggil bangsa ghaib lantaran ia kaget dengan reaksi penonton yang begitu membeludak merapat ke depan stage
4. Netizen bisa aja bilang penampilan lo melecehkan agama atau tradisi kematian. Menurut lo gimana?
Terkait persepsi orang lain itu hak mereka masing-masing, saran saya kenali dulu baru menilai jangan menyimpulkan sesuatu hanya dari satu sudut pandang, istilah lain jangan menelan mentah-mentah.
5. Pernah gak lo mendapa kecaman langsung dari tokoh agama atau ormas?
Sejauh ini belum pernah, berangkat dari niat dan maksud yang positif dalam menampilkan sesuatu yang demikian jadi saya tidak mengkhawatirkan akan hal itu.
6. Kalau suatu hari pemerintah atau event organizer melarang lo tampil sebagai pocong, apakah lo bakal tetap manggung nggak?
Nggak, karena bagi saya Tahlilan tanpa pocong berarti hilang jati diri.
7. Selama manggung sama Tahlilan jadi Pocong? Pernah ngalamin kejadian aneh enggak? Kayak kesurupan mungkin? Itu benaran kesurupan apa gimmick aja? Kalau benar rasanya saat kesurupan kayak gimana sih?
Alhamdulillah belum pernah ada gangguan roh halus yang sampe merusak jalannya penampilan di atas panggung, kalo didampingin sama yang ghaib sih pernah itu saya tau dari teman yang indigo. Suatu hal yang wajar sih menurut saya. Mungkin iya karena pasti aura negatifnya sangat kuat itu saya rasakan juga saat perform maupun di backstage. Seumur-umur belum pernah kesurupan jadi ngga tau rasanya gimana.
8. Ada ritual tertentu enggak sebelum manggung?
Ngga ada sih natural aja, paling do’a minta keselamatan dan kemudahan.
9. Apa inspirasi utama lirik-lirik Tahlilan? Apakah ada pengaruh cerita horor lokal?
Lirik Tahlilan lebih ke unsur spiritual, mengingat kematian serta memaknai tujuan kita diciptakan serta kengerian siksa kubur. Ngga ada sih.

https://www.instagram.com/aipeqink_tahlilan//aipeink_tahlilan
10. Lo lebih suka dianggap sebagai musisi metal, seniman teater horor, atau aktivis kematian?
Musisi metal
11. Gimana pandangan lo melihat peran band Tahlilan di skena metal Indonesia yang mayoritas masih bertema barat?
Menurut saya dengan adanya Tahlilan memberikan warna tersendiri di skena metal Indonesia, perbedaan merupakan suatu keindahan bukan hal yang mesti diperdebatkan.
12. Apa alasannya berani ngangkat budaya lokal yang dianggap mistis bahkan dianggap tabu?
Saya mengapresiasi bagi siapa pun yang mengangkat budaya lokal karena kalo bukan kita sebagai putra bangsa lalu siapa lagi. Justru itu menjadi keunikan dan menjadi daya tarik tersendiri.
13. Kepikiran mau featuring sama vokalis Belatung Melarat enggak? Kan sama-sama pocong tuh?
Pernah terlintas dipikiran sih.
14. Apa arti kematian buat lo secara pribadi?
Kematian adalah suatu yang misteri namun pasti, akhir dari yang fana menuju yang baka. Perjalanan kehidupan yang sesungguhnya baru dimulai setelah kita mati karena hidup di dunia begitu singkat dan penuh tipu daya.
15. Kalau lo mati besok, lo pengen orang-orang denger lagu Tahlilan yang mana?
Semua Akan Kembali KepadaNya
16. Kalau lo nanti mati mau enggak pake kain kafan yang biasa dipake manggung?
Jelas ngga mau lah.
17. Terakhir, apa pesan lo buat orang yang takut liat lo di atas panggung?
17. Tujuan saya seperti itu bukan untuk menakut-nakuti jadi ngga perlu takut, itu hanya suatu gambaran kematian serta sebagai pengingat kita semua akan pulang berbalut kain kafan.